Minggu, 19 Juli 2015

My endless love - Part II

Lalu, kau tata serpihan hati yg begitu remuk dengan kasih sayang dan rangkulan lembutmu. Bagaimana aku bisa rela membiarkanmu menjadi tak berharga?
Kau pesona yg menarik naluri.
Ku abaikan ambisi, ku yakin kaulah penyempurna.
Hingga saat ku lupa smua pedih dan risau, betapa hangatnya peluk dan candamu.
Aku tersenyum.
Namun tak bisa ku pungkiri 4bulan berlalu, stelah smua begitu menjdikanmu satu satunya. You told me that I'm the one you love behind the girl you hold.
Waw ini sangat menyambar, layak petir yg mengincar satu satunya yg berdiri d tengah sawah.
Apa ini??? Tuhan, inikah yg mreka sebut sebagai karma.
Ku sadari, aku yg ternyata sama sbelum kamu. Dia, dia, dan dia. Ah iya pantas saja dulu mereka marah, ternyata sakitnya sperti ini.
Amarah seakan membuatku malu.
Aku diam.
Aku berusaha membangun ikhlas diatas ketulusan.
Ku katakan, aku tak kan pernah memaksa, jika itu aku maka lepas dia. Jika itu dia, maka aku pergi. Silahkan kau ambil resiko yg mampi kau genggam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar