Rabu, 22 Juli 2015

What should I do?

Tuhan... Engkau tau aku menyayanginya...
Tuhan... Engkau tau aku mengharapkannya...
Tuhan... Engkau tau keindahan apa yg ku genggam bersamanya...
Tuhan... Begitu sakit kerinduan yg ku rasa...
Begitu jauh jarak yg ku tempuh...
Begitu panjang penantian yg ku tunggu...
Begitu berat keadaan yg menikamku...
Dan hati ini ternyata menguatkan segala keluh kesah itu...
Ingin rasa ku sirami bunga"nya yg hampir layu...
Ingin rasa ku terangi malam.nya yg slalu pekat tnpa cahaya...
Ingin rasa ku baluti smua luka perih yg di alami.nya...
Ingin sekali ku segarkan hidupnya dengan keterbatasanku...
Ingin skali ku ukir kebahagiaan dalam hari"nya...
Ingin skali ku hadiahkan s.juta kasih sayang untuknya...
Aku mencintainya ya Robb...
Lindungilah kami dari rasa yg memperbudak akal dan iman kami..
Tuhan... Apakah dia pemilik tulang rusukku???
Jika iya, segera mudahkan jalan bagi kami menuju-Mu
Jika tidak, segera gantikan orang" yg bisa mengantarkan kami pada-Mu

Minggu, 19 Juli 2015

My endless love - Part II

Lalu, kau tata serpihan hati yg begitu remuk dengan kasih sayang dan rangkulan lembutmu. Bagaimana aku bisa rela membiarkanmu menjadi tak berharga?
Kau pesona yg menarik naluri.
Ku abaikan ambisi, ku yakin kaulah penyempurna.
Hingga saat ku lupa smua pedih dan risau, betapa hangatnya peluk dan candamu.
Aku tersenyum.
Namun tak bisa ku pungkiri 4bulan berlalu, stelah smua begitu menjdikanmu satu satunya. You told me that I'm the one you love behind the girl you hold.
Waw ini sangat menyambar, layak petir yg mengincar satu satunya yg berdiri d tengah sawah.
Apa ini??? Tuhan, inikah yg mreka sebut sebagai karma.
Ku sadari, aku yg ternyata sama sbelum kamu. Dia, dia, dan dia. Ah iya pantas saja dulu mereka marah, ternyata sakitnya sperti ini.
Amarah seakan membuatku malu.
Aku diam.
Aku berusaha membangun ikhlas diatas ketulusan.
Ku katakan, aku tak kan pernah memaksa, jika itu aku maka lepas dia. Jika itu dia, maka aku pergi. Silahkan kau ambil resiko yg mampi kau genggam.

Sabtu, 11 Juli 2015

My endless love - Part I

Sangat ku ingat pertama ku kenal kamu, saat itu sangat biasa bahkan hanya sebatas teman chating ber.unsur tanpa kesengajaan. Keadaanku musnah akan hal bernama cinta. Rasanya tak ada kepercayaan, tak ada dambaan, apalagi harapan. Tapi Tuhan punya rencana yg ternyata membuat aku dan kamu mnjdi sperti skrang.
Hanya dalam waktu sangat singkat, aku dan kamu menjadi kita.
Entah apa yg ada d.fikiran kita saat itu, menjalin suatu hubungan yg irasional.
Satu bulan berlalu, kamu bisu. Tapi aku yakin, kau slalu datang meski sebatas dua sampai lima detik hanya untuk mndengar kata "halo, assalamualaikum" dri handphoneku.
Lagi-lagi Tuhan berencana, aku dan kamu membuka kembali, hubungan yg ternyata menjadi teramat lebih indah dri bulan lalu.
3bulan kemudian, kau rangkul smua kepedihan yg ada padaku.
Sungguh itu adalah penghormatan yg sangat berharga dalam sisa usia hidupku.
Keraguan, ketakutan, keputus asaan, dan kesedihan kau ubah dengan kenyamanan yg menenangkan.
Begitu hebat sosokmu yg sanggup melukiskan senyum dan merangkai kebahagiaan dari serpihan hati yg hancur.
Aku hidup kembali dengan lenteramu.