Senin, 10 Agustus 2015

My endless love - Part III

Terhitung 5bulan berlalu smnjak September masih ku rasa wajar. Bisa ku pendam smua rasa cemburu. Kita bertindak sperti tak terjadi kejanggalan apapun, tp spertinya aku terlena dengan kesenangan saat itu sampai ku hiraukan bisikan" hati.
Tuhan membukakan smua yg kalian tutupi.
Aku mengetahui smua kebiasaanmu dengannya.
Bahkan masih kau sempatkan kirimkan perhatianmu d hari lahirnya, tanpa sepengetahuanku.
Hahaa sungguh hebat drama yg kau buat sayang, begitu menggelitik.
Kau tau, betapa marah nya aku dan hatiku saat itu!!!
Permainan apa itu? Aku yakin otakmu masii berfungsi sangat normal. Dan hatimu? Aku juga yakin masii bisa merasa dengan sangat rasional.
Tapi knpa smua itu kau lakukan?
Oke, kau jelaskan "tak lebih dari sekedar meminta maaf, bukan untuk mencari simpati agar bisa kembali"
Sperti tak pernah kehabisan pertanyaan "kenapa", krna lagi lagi kau buatku kembali terheran heran, kau bilang tak bisa tinggalkan dia.
Untuk kesekian kalinya ku tegaskan.
Hidup ini pilihan. Dengan siapa kau akan bertahan? Dengan.ku? Atau dengannya kah?
Jika yg kau mau bertahan dengannya, aku lepaskan seketika dan aku akan menjauh pergi dari kehidupanmu. Dan jika kau mau bertahan denganku, belajarlah untuk berhenti peduli apapun tentang dia, tak usah kau tunjukan perhatianmu lagi, ingat yg kau genggam saat ini aku bukan dia.
.
.
Terntaya takdir Tuhan untuk kita tak berhenti d sana saat itu. Dia izinkan kau memelukku, Dia izinkan aku untuk memaafkan kesakitan yg ku terima, Dia izinkan rasa bahagiaku denganmu terbalut kasih sayang yg amat lembut sampai saat ini.
Betapapun banyaknya pertengkaran kecil atau besar, rindu dan sayang ini slalu menghapus smuanya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar